Selasa, 10 Oktober 2017

Angkasawan

Dua Hujan Meteor Terindah Hadir di Bulan November.



Fenomena langit yang langka macam hujan meteor sangat jarang terjadi, apalagi yang bisa terprediksi. Kalau kamu adalah seorang pengamat bintang atau penikmat hal-hal berbau antariksa, kamu pasti sangat amat bersyukur karena bulan November sudah tiba. Pasalnya, di bulan ini sudah diprediksi akan ada berbagai fenomena langit yang akan memanjakan mata manusia. Supermoon terbesar dalam 70 tahun terakhir akan hadir, ditambah dua hujan meteor yang akan membuatmu makin dimanjakan dengan keindahan antariksa. Kapan dan apa saja jenisnya?

Tanggal 12 November ini akan nampak Hujan Meteor Taurid Utara, sebelumnya tanggal 5  November lalu telah lebih dulu hadir Hujan Meteor Taurid Selatan. Kalau penasaran, jangan dilewatkan ya..

Sebelumnya, hujan meteor taurid selatan telah mencapai tingkat maksimum dari aktivitasnya pada 5 November 2016 lalu. Saking dahsyatnya, beberapa  “bintang jatuh” dari hujan meteor ini bahkan terlihat setiap malam, mulai tanggal 20 Oktober hingga 30 November 2016. Pada puncaknya, hujan meteor taurid selatan mencapai intensitas 10 meteor per jam (ZHR), itu pun kalau kamu mengamatinya di lokasi yang gelap dan bebas polusi cahaya.
Dalam waktu dekat ini, yakni pada 12 November mendatang akan muncul hujan meteor taurid utara. Sama dengan sebelumnya, tingkat intensitas pada puncaknya diperkirakan sekitar 10 meteor per jam (ZHR). Sayangnya, bulan akan berusia 13 hari pada saat aktivitas puncak, sehingga menjadi begitu dekat dengan fase bulan pernama. Jadi, efeknya ialah bisa meredupkan cahaya meteor dan mengganggu pengamatan.

Beberapa hari kemudian, pada 18 November tepatnya, akan terlukis nyata Hujan Meteor Leonid. Katanya sih yang ini lebih indah, karena intensitasnya lebih sering gitu

Kalau hujan meteor taurid memiliki intensitas 10 meteor per jam (ZHR), hujan meteor leonid punya intensitas dua kali lipatnya, yakni sekitar 20 meteor per jam (ZHR). Sayangnya (lagi), bulan akan berusia 19 hari saat aktivitas puncak pada tanggal 18 November ini, sehingga sangat mungkin menjadi gangguan karena cahayanya yang terang. Sebagai informasi, titik radian hujan meteor leonid ialah pada deklinasi 22° di rasi bintang Leo. Saat tengah malam, titik radian ini akan berada pada ketinggian 7° di atas horizon timur daerahmu. Jadi, kalau kamu benar-benar ingin menikmatinya, pastikan langitmu cerah ya..

Kalau hujan meteor Leonid berasal dari rasi bintang Leo, Taurid datang dari rasi Taurus. Daripada nekat begadang dan mengganggu aktivitas, mending tidur dulu dan bangun sebelum fajar

Seperti yang telah disebutkan di atas, hujan meteor taurid utara pada 12 November mendatang akan menghias langit dengan 10 meteor per jam (ZHR) dengan laju 29 km/jam. Kombinasi dari hujan meteor taurid utara dan selatan ini akan memberikan tontonan menarik bagi para pengamat langit malam, percayalah.
Sebelum merencanakan ingin melihat dimana, alangkah baiknya kamu tahu kalau rasi taurus terbit setelah matahari terbenam. Bulan dalam fase cembung besar dan baru terbenam pukul 03.56 WIB dini hari. Jadi, kalau kamu ingin melihatnya dengan syahdu tanpa gangguan cahaya bulan, pengamatan terbaik bisa kamu lakukan setelah bulan terbenam hingga jelang fajar. Tidur sore aja, nggak usah begadang.

Sementara itu, untuk hujan meteor Leonid lebih mudah lagi untuk diamati. Pemandangan hujan meteor terbaik justru akan kamu dapatkan pada pagi hari (subuh). 

Pada 17 November nanti, saat tengah malam, arahkan matamu untuk memandang ke arah timur, di sana kamu akan mendapati hujan meteor leonid tahunan. Nah, kamu bisa mendapatkan pemandangan hujan meteor terbaik justru pada 18 November saat subuh tiba, sekitar pukul 05.00 WIB.
Pada malam harinya di tanggal yang sama (18 November), kamu juga akan mendapati fenomena buzzing the beehive di langit yang gelap. Saat itu, langit malam akan dihiasi ribuan bintang berjarak 610 tahun cahaya dari bumi yang terlihat gemerlap. Untuk fenomena yang satu ini, kamu disarankan menggunakan teropong untuk menikmatinya. Jadi, tanggal 17-nya mending tidur, 18-nya begadang tipis-tipislah. Heuheu.

Puncak gunung atau sabana bisa jadi tempat paling direkomendasikan untuk menikmati fenomena langit ini. Atau tempat manapun yang bebas polusi cahaya

Supaya bisa memperoleh hasil terbaik, ada baiknya kamu mencari lokasi yang bebas polusi cahaya artifisial atau lampu kota. Kamu nggak mungkin menyingkirkan bulan dari langit kan? Poin pentingnya, silahkan kamu pergi ke tempat yang lebih tinggi. Karena tempat tinggi dominan akan intensitas cahayanya yang sangat rendah, dan memungkinkan kamu dapat memotret hujan meteor ini. Tempat lebih tinggi, bisa berarti kamu pergi ke gunung atau pegunungan, bukit, atau juga pedesaan yang minim intensitas cahayanya.

Selain menyiapkan tempat, ada beberapa hal juga yang sebisa mungkin kamu sediakan untuk menyambut hujan meteor ini. 

Ada baiknya kamu menyiapkan juga jaket, peta bintang, cemilan, kopi panas, dan alat pemutar musik untuk menemanimu berburu meteor. Kalau misal punya binokuler atau teleskop, siapkan juga untuk menemanimu menikmati hujan meteor sebelum fajar menyingsing. Dan satu lagi, kamera bisa kamu gunakan untuk menangkap momen hujan meteor ini. Mau selfie dengan latar belakang hujan meteor? Bisaaa.
Untuk keperluan selfie di tempat minim cahaya, kamu harus punya ponsel yang memiliki kamera depan canggih. Kalau bisa sih, resolusinya 16 megapiksel. Nah, untuk memaksimalkan hasil selfie, fitur seperti screen flash juga penting. Fitur ini bisa mendeteksi kondisi cahaya, lalu menyesuaikannya secara otomatis. Hasilnya, wajahmu akan tetap kelihatan cerah tanpa efek berlebihan, meski foto diambil di lokasi minim cahaya.
Jadi gimana, sudah siap berburu momentum hujan meteor? Sekadar info tambahan buatmu, pada tanggal 14 November juga akan terjadi Supermoon. Yakni, bulan purnama yang terjadi pada 14 November akan berada di titik perigee, atau titik terdekatnya dengan bumi. Hal tersebut akan membuat bulan yang muncul sedikit lebih terang karena berjarak lebih dekat ke bumi.

 

 

 

 

 

 

 

 

11 komentar: